![]() |
Gambar : TribunNews |
Jogjaterkini.id – Seorang sekuriti sekolah menengah atas (SMA) di Sleman berinisial AP ditangkap oleh pihak kepolisian karena diduga terlibat dalam jaringan pemasok senjata api ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Dalam penangkapan tersebut, aparat menyita empat pucuk senjata api dari tangan pelaku.
"Lalu kami lakukan penggeledahan terus ditemukan senjata api, empat pucuk senjata api," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi dikutip dari DetikJogja.
Menurut Endriadi, AP diketahui menerima titipan beberapa pucuk senjata api dari saudaranya yang saat ini berstatus buronan. Dari hasil penggeledahan yang dilakukan, polisi menemukan beberapa senjata api dan ratusan butir amunisi.
"Senjata api jenis M16 satu, SS1 dua, satu mouser, dan 200-an amunisi peluru," ujarnya.
AP berhasil diamankan di kawasan Minggir, Sleman, pada Minggu (9/3). Setelah ditangkap, ia langsung dibawa ke Polda DIY untuk menjalani pemeriksaan awal sebelum akhirnya diserahkan ke Polda Papua untuk proses hukum lebih lanjut.
"Nah setelah kami amankan kami interogasi awal, Polda Papua datang jam 10 malam kita serahkan, lalu sudah dirilis kemarin di Polda Papua. Kami rilis bersama," jelasnya.
Polisi Perketat Pengawasan Jalur Distribusi Senjata
Kasus ini menambah daftar panjang upaya penyelundupan senjata api ke KKB Papua. Sebelumnya, Polda Papua berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 17 pucuk senjata api dan 3.573 butir amunisi ilegal yang diduga akan disuplai ke kelompok tersebut.
"Aparat mengamankan tujuh tersangka serta menyita 17 pucuk senjata api dan 3.573 butir amunisi," kata Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin saat konferensi pers di Kota Jayapura, Selasa (11/3).
Operasi yang melibatkan Polda Papua, Polda Jawa Timur, Polda Papua Barat, dan Polda DIY ini bertujuan untuk menutup jalur distribusi senjata api dan amunisi ilegal yang kerap digunakan oleh KKB di Papua.
"Operasi ini menunjukkan bahwa aparat keamanan bekerja maksimal untuk menutup jalur distribusi senpi ilegal dan memastikan stabilitas keamanan di Papua," tegasnya.
Operasi tersebut berlangsung sejak 6 hingga 9 Maret 2025, dengan hasil tujuh orang tersangka berhasil diamankan. Mereka memiliki peran yang berbeda dalam jaringan penyelundupan senjata, mulai dari mencari senjata api, menyelundupkan, hingga membuat senjata rakitan.
"Selain YE, aparat juga menangkap TW, MH, MK, P, ES, dan AP, yang memiliki peran berbeda dalam jaringan ini, mulai dari pencarian senpi, penyelundupan, hingga pembuatan senjata rakitan," jelasnya.
Dari tangan para tersangka, polisi mengamankan 17 pucuk senjata api yang terdiri dari enam laras panjang, enam laras pendek, dan lima rakitan. Selain itu, turut disita 3.573 butir amunisi berbagai kaliber, serta berbagai peralatan pendukung pembuatan senjata seperti mesin bubut, gerinda, las listrik, dan kompresor. Polisi juga menemukan dua detonator serta uang tunai sebesar Rp 369 juta yang diduga hasil dari transaksi jual beli senjata.
"Barang bukti ini ditemukan di berbagai lokasi, termasuk rumah tersangka di Bojonegoro, Sleman, dan Manokwari, serta dalam tabung kompresor yang dimodifikasi untuk mengelabuhi pemeriksaan di pelabuhan," pungkasnya.
Dengan terungkapnya jaringan penyelundupan ini, kepolisian berkomitmen untuk terus memperketat pengawasan serta menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam peredaran senjata ilegal di Indonesia.