Gambar : KR Jogja |
Jogjaterkini.id— Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan untuk mendukung asupan gizi anak-anak usia dini di Kabupaten Kulonprogo terindikasi mengalami tumpang tindih dengan program lain di beberapa lembaga pendidikan. Salah satu contohnya terjadi di PAUD Sadewa, Sukoponco, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo.
Meski sudah memiliki program makan dari anggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP), PAUD ini tetap menjadi sasaran MBG. Bahkan pada Senin (13/1/2025), sekolah tersebut masih menerima jatah makanan dari program MBG meskipun tidak ada kegiatan pembelajaran.
Salah satu guru di PAUD Sadewa, Rahayu, menjelaskan bahwa kegiatan makan bersama sudah rutin dilakukan menggunakan anggaran dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo. “Anggaran makan untuk anak-anak PAUD berasal dari BOP, tiap siswa dianggarkan Rp10.000. Sama seperti makan bergizi gratis, tapi pelaksanaannya tidak setiap hari, hanya sebulan empat kali, dan tiga bulan sekali,” ujar Rahayu dikutip dari Harian Jogja.
Rahayu juga mengungkapkan bahwa program makan dari BOP masih dianggarkan pada 2025 meski sudah ada MBG. “Tahun ini masih dianggarkan, kemarin baru kami ajukan. Kami baru tahu kami juga menjadi sasaran program makan bergizi gratis di awal tahun ini,” tambahnya.
Selain program dari BOP, PAUD Sadewa juga memiliki Program Makanan Tambahan (PMT) yang bersumber dari Dana Desa Kalurahan Sukoreno. “Kalau dari dana desa besarannya Rp7.000 per porsi makan, biasanya berupa makanan ringan seperti buah-buahan atau susu,” jelas Rahayu.
PMT ini bertujuan untuk mengatasi stunting dan dilaksanakan bersama PKK Kalurahan Sukoreno. “Tujuannya sama dengan program MBG, yaitu memastikan gizi anak tercukupi agar perkembangannya maksimal,” imbuhnya.
Evaluasi Disdikpora
Kepala Disdikpora Kulonprogo, Nur Wahyudi, mengakui adanya tumpang tindih anggaran makan di beberapa lembaga pendidikan. “Memang belum kami hapus pada 2025 ini karena waktu merumuskannya juga belum mendapat kepastian kapan MBG diterapkan,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa program MBG masih dalam tahap pelaksanaan bertahap sehingga anggaran makan dari BOP tetap relevan. Namun, untuk lembaga yang sudah mendapatkan MBG, evaluasi akan dilakukan. “Bagi yang sudah mendapat MBG memang menjadi tumpang tindih, sehingga akan kami evaluasi,” ujarnya.
Nur Wahyudi menambahkan, anggaran BOP untuk makan pada anak-anak PAUD yang sudah menerima MBG dapat dialihkan ke kegiatan lain. “Akan kami koordinasikan juga dengan tenaga kependidikan PAUD agar dananya diarahkan ke kegiatan lain supaya tidak tumpang tindih, karena MBG ini sudah setiap hari diberikan,” tuturnya.
Solusi untuk Keberlanjutan Program
Ke depan, evaluasi menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program makan bergizi di Kulonprogo. Koordinasi antarinstansi menjadi kunci agar program-program yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak dapat saling melengkapi tanpa terjadi pemborosan anggaran.