TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

Gubernur DIY Sri Sultan HB X Serukan Kolaborasi Budaya dalam Acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara

 

Gubernur DIY Sri Sultan HB X Serukan Kolaborasi Budaya dalam Acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara
Gambar : RRI

Jogjaterkini.id - Ribuan perangkat kalurahan dan petugas jaga warga memadati Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul, Sabtu (18/1/2025), untuk menghadiri acara bertajuk Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan pesan penting terkait peran masyarakat dalam membangun peradaban melalui kolaborasi budaya.

Dalam sambutannya, Sultan menegaskan pentingnya memanfaatkan waktu untuk kerja nyata dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. “Paska pesta demokrasi, tibalah saatnya kehidupan menemukan wujud sejati. Kini, waktu bukan lagi untuk selebrasi, atau malah untuk melanjutkan ketegangan di ruang maya," ujar Sultan dikutip dari Harian Jogja.

Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana

Mengacu pada tema besar acara, Sultan menjelaskan bahwa filosofi Hamemayu Hayuning Bawana menekankan kewajiban manusia untuk menjaga kesejahteraan dunia melalui harmoni dengan alam, melindungi negara, dan menegakkan kemanusiaan. “Makna yang tersandang dalam Hamemayu Hayuning Bawana adalah misi mulia manusia untuk senantiasa menjadikan perbuatan baik kepada sesama dan alam lingkungannya, sebagai bukti bahwa ia benar-benar hidup, dengan perannya masing-masing, walau sekecil apapun,” tambah Sultan.

Menurutnya, cita-cita Pandu Nusantara harus terus ditransformasikan menjadi living tradition atau budaya hidup yang aktif-produktif melalui pendekatan teknokratis dan berkelanjutan. Hal ini tercermin dalam reformasi birokrasi DIY yang bertujuan menciptakan tata kelola pemerintahan lebih efektif dan efisien.

Transformasi Kalurahan

Salah satu langkah konkret adalah penggabungan Biro Tata Pemerintahan dan Biro Pemberdayaan Masyarakat menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil. Sultan berharap, “Penyesuaian kelembagaan ini dapat mempercepat terwujudnya reformasi kalurahan secara tuntas dan menyeluruh."

Kalurahan, lanjut Sultan, bukan sekadar entitas administratif, melainkan ruang kehidupan yang memberdayakan masyarakat untuk memerangi kemiskinan, keterbelakangan, dan kesenjangan sosial.

Keistimewaan Jogja untuk Semua

Dalam kesempatan tersebut, Sultan juga menyoroti keberadaan warga perantauan di Yogyakarta. Menurutnya, menjadi bagian dari Jogja tidak harus lahir di tanah Jawa. “Sudah semestinya, keistimewaan Jogja adalah untuk Indonesia. Bahwa Menjadi Jogja, adalah Menjadi Indonesia," jelasnya.

Sultan menilai inklusivitas Yogyakarta tercermin melalui akulturasi budaya yang memperkaya identitas daerah. Ia berharap predikat "Jogja Istimewa" semakin bermakna melalui harmoni budaya yang berkelanjutan.

Situasi Kondusif DIY

Acara ini juga menjadi momen refleksi atas pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak yang berjalan aman dan kondusif di DIY. “Saya meyakini, bahwa kematangan masyarakat dalam berpolitik, salah satunya adalah buah dari teladan kepemimpinan di segala level," kata Sultan.

Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan menyampaikan apresiasi kepada masyarakat atas kerja sama yang menjaga situasi tetap damai. “Semua kegiatan ini bisa berjalan lancar berkat kerja sama dari semua pihak," ujarnya.

Haris, salah satu ketua jaga warga Pringgokusuman, Kota Jogja, juga mengungkapkan rasa bangganya. “Selama pelaksanaan Pemilu, Pilpres hingga Pilkada di tempat kami memang kondusif, tak ada kericuhan atau hal yang mengganggu kondisi keamanan dan ketertiban wilayah," tuturnya.

Acara ini menegaskan komitmen Yogyakarta dalam merajut kebersamaan untuk mencapai cita-cita luhur Hamemayu Hayuning Bawana, menghadirkan peradaban yang harmonis dan berkeadilan bagi semua.

Ketik kata kunci lalu Enter