TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

Dinas Perdagangan Gunungkidul Imbau Pedagang Kembalikan Kios Tak Terpakai

 

Dinas Perdagangan Gunungkidul Imbau Pedagang Kembalikan Kios Tak Terpakai
Gambar : Tribun Jogja



Jogjaterkini.id - Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Gunungkidul mengimbau pedagang di pasar-pasar tradisional untuk memanfaatkan kios dan los yang telah disediakan pemerintah. Jika tidak digunakan, kios tersebut diminta untuk dikembalikan agar bisa diberikan kepada pedagang lain yang membutuhkan.

Kepala Disdag Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, menegaskan bahwa Pemkab terus berupaya memberikan fasilitas terbaik bagi pedagang guna menarik minat konsumen untuk berbelanja di pasar tradisional. Namun, situasi sepi yang melanda Pasar Argosari juga dialami oleh pasar lain di Gunungkidul.

“Kalau pasar sepi, karena tidak banyak pedagangnya, ya kami minta agar mereka berdagang. Kalau tidak ya mending dikembalikan ke Dinas,” ujar Kelik saat ditemui di Pasar Argosari, Wonosari, Selasa (3/12/2024).

Disdag juga terus melakukan perbaikan fasilitas di pasar-pasar tradisional, termasuk menjaga kebersihan serta menyediakan kios dan los dengan biaya yang sangat terjangkau.

Sewa Gratis, Hanya Retribusi Pelayanan Pasar

Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Disdag Gunungkidul, Wasana, menjelaskan bahwa sejak 2024, pedagang tidak lagi dibebani biaya sewa kios maupun los. Mereka hanya diwajibkan membayar retribusi pelayanan pasar, yakni Rp700 per meter untuk kios dan Rp600 per meter untuk los.

“Kalau memang tidak digunakan untuk jualan. Nanti kami selenggarakan kios dan los untuk dapat digunakan pedagang lain,” kata Wasana.

Sebagai contoh, pedagang yang menempati kios ukuran 3x4 meter hanya dikenakan biaya Rp8.400 per hari. Kebijakan ini diharapkan mampu meringankan beban pedagang dan meningkatkan aktivitas perdagangan di pasar tradisional.

Pasar Tradisional Kalah Saing dengan Pasar Online

Menurut Wasana, salah satu penyebab penurunan aktivitas di pasar tradisional adalah meningkatnya minat masyarakat terhadap pasar online. Pasar Nglipar dan Gedangsari, misalnya, mengalami penurunan aktivitas yang signifikan. Ia menilai perlu adanya regenerasi pedagang untuk menghidupkan kembali pasar-pasar tersebut.

Sementara itu, Rus, seorang pedagang di Pasar Argosari, mengungkapkan bahwa banyak kios tutup setelah pandemi Covid-19 melanda pada 2022. Ia mengaku kondisi ini sangat berbeda dibandingkan dengan era 1980-an.

“Dulu, pasar tradisional sangat aktif. Sekarang, konsumen lebih memilih belanja online,” ungkap Rus.

Rus berharap momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru bisa membawa perubahan dan menarik lebih banyak konsumen untuk kembali berbelanja di pasar tradisional.

Disdag berharap upaya perbaikan fasilitas, penurunan biaya, serta promosi pasar tradisional dapat kembali meningkatkan daya tarik pasar bagi masyarakat Gunungkidul.

Ketik kata kunci lalu Enter

close
banner pasang iklan 970x90 pewarta network