TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

10 Tempat Bersejarah di Jogja yang Wajib Dikunjungi Wisatawan

 

10 Tempat Bersejarah di Jogja yang Wajib Dikunjungi Wisatawan
Gambar : Rada Madura


Jogjaterkini.id - Yogyakarta, selain dikenal dengan keindahan alamnya, juga menyimpan sejarah panjang yang terbentang dalam berbagai peninggalan budaya dan arsitektur. Kota ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat kesenian Jawa, namun juga menjadi saksi bisu dari kejayaan kerajaan, kolonialisme, hingga masa-masa kemerdekaan. 

Berbagai tempat bersejarah di Yogyakarta menjadi bukti nyata bagaimana peradaban dan budaya berkembang seiring waktu. 

10 Tempat Bersejarah di Jogja 

Berikut beberapa tempat bersejarah yang bisa Anda kunjungi untuk mengenal lebih jauh perjalanan panjang sejarah Yogyakarta.

1. Keraton Kotagede

Keraton Kotagede menjadi simbol awal berdirinya Kesultanan Mataram Islam. Kotagede merupakan pusat pemerintahan Mataram pada abad ke-16, dan banyak bangunan di sini masih mempertahankan unsur arsitektur Islam dan pra-Islam. 

Konsep tata letaknya yang dikenal sebagai catur gatra tunggal memperlihatkan sinergi antara masjid, keraton, pasar, dan alun-alun sebagai pusat kehidupan kerajaan. Meski saat ini hanya tersisa reruntuhan, pesona dan keagungan masa lalu masih terasa kuat di situs ini.

2. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pasca Perjanjian Giyanti pada 1755. Keraton ini tidak hanya berfungsi sebagai istana raja, namun juga pusat kebudayaan yang masih hidup hingga kini. 

Setiap sudut keraton menyimpan cerita sejarah penting, mulai dari masa pemerintahan kerajaan hingga transformasi Yogyakarta menjadi pusat kebudayaan modern.

3. Taman Sari

Situs Taman Sari dulunya merupakan tempat peristirahatan Sultan beserta keluarga. Salah satu bagian yang paling unik adalah Sumur Gumuling, sebuah surau bawah tanah yang dulunya digunakan untuk ibadah. 

Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng pertahanan rahasia yang dilengkapi dengan lorong-lorong bawah tanah, yang siap digunakan jika sewaktu-waktu terjadi serangan musuh.

4. Situs Warungboto

Warungboto, atau yang lebih dikenal sebagai Umbul Warungboto, merupakan pesanggrahan dan tempat pemandian yang dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I. Kompleks ini didesain dengan perpaduan antara arsitektur tradisional Jawa dan fitur benteng pertahanan. 

Warungboto mulai populer setelah digunakan sebagai lokasi foto pra-pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, yang turut membantu mengenalkan situs ini ke khalayak yang lebih luas.

5. Makam Ratu Mas Malang

Makam Ratu Mas Malang atau yang dikenal juga sebagai Antakapura adalah sebuah situs permakaman yang unik. Terletak di atas bukit Gunung Sentana, makam ini menjadi simbol peristirahatan terakhir bagi salah satu selir Amangkurat I. 

Struktur bangunannya yang terbuat dari batu putih dan memiliki guratan menyerupai kelir wayang kulit, menambah kesan mistis dan sakral dari makam ini.

6. Ndalem Jayadipuran

Bangunan bersejarah ini menjadi saksi dari berbagai pergerakan nasional, seperti Kongres Jong Java dan Kongres Wanita Indonesia Pertama. Saat ini, Ndalem Jayadipuran berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, namun jejak sejarahnya tetap terasa kental. 

Ndalem ini juga sering disebut sebagai “rumah kebangkitan nasional” karena peran pentingnya dalam sejarah perjuangan bangsa.

7. Ndalem Brontokusuman

Didirikan pada masa Sultan Hamengku Buwono VII, Ndalem Brontokusuman atau Pugeran merupakan salah satu bangunan yang menunjukkan keanggunan arsitektur tradisional Jawa. 

Dengan tata ruang yang mengacu pada desain Keraton Yogyakarta, Ndalem Brontokusuman menjadi contoh nyata bagaimana tradisi arsitektur Jawa diwariskan dari generasi ke generasi.

8. Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

Dikenal sebagai Gedung Bola PSIM, monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1955. 

Selain sebagai cagar budaya, bangunan ini juga memiliki peran penting dalam sejarah sepak bola Indonesia, khususnya bagi perkembangan klub sepak bola Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM).

9. Kelenteng Fuk Ling Miau

Kelenteng Fuk Ling Miau atau Kelenteng Gondomanan merupakan tempat ibadah umat Konghucu dan Buddha yang berdiri sejak 1846. Kelenteng ini menjadi simbol harmonisasi antara budaya Tionghoa dan Jawa, terlihat dari arsitekturnya yang menggabungkan elemen-elemen kedua budaya tersebut. 

Kelenteng ini juga memiliki makna filosofis yang mendalam, dengan simbol naga yang melambangkan berkah dan harmoni.

10. Panggung Krapyak

Panggung Krapyak, yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwana I pada 1760, dulunya digunakan sebagai tempat pengintaian untuk berburu hewan, terutama menjangan. 

Terletak di sumbu filosofis antara Keraton Yogyakarta dan Pantai Parangtritis, bangunan ini memiliki nilai simbolis yang mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan Tuhannya.

Penutup

Yogyakarta tidak hanya memikat melalui seni dan budayanya, tetapi juga melalui warisan sejarah yang terpelihara dengan baik. Setiap tempat bersejarah di Yogyakarta memiliki cerita dan makna tersendiri yang layak untuk dijelajahi. 

Dengan mengunjungi tempat-tempat ini, Anda tidak hanya akan menikmati keindahan arsitekturnya, tetapi juga memahami lebih dalam tentang perjalanan panjang sejarah kota yang penuh makna ini.

Ketik kata kunci lalu Enter

close
banner pasang iklan 970x90 pewarta network