Gambar : Tribun Jogja |
Sleman, 5 Juli 2024 - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, bersama jajaran pemerintahannya mengunjungi Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 1-4 Juli 2024 untuk melakukan studi banding mengenai pengembangan konsep ecotourism yang sukses di wilayah tersebut. Diharapkan, ilmu yang diperoleh dari kunjungan ini dapat diterapkan untuk memperkuat sektor pariwisata di Kabupaten Sleman.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa kabupatennya sebelumnya memiliki citra negatif sebagai "kota santet". Namun, dengan usaha keras selama 14 tahun terakhir, citra tersebut berhasil diubah menjadi destinasi wisata unggulan.
“Perubahan itu sudah terlihat dan prosesnya melibatkan semua pihak mulai dari masyarakat hingga jajaran di pemerintahan,” kata Ipuk pada Selasa (2/7/2024).
Menurut Ipuk, proses perubahan ini dimulai dengan menggali potensi di setiap kecamatan dan menampilkan wajah baru Banyuwangi. Salah satu contoh keberhasilan ini adalah tari Gandrung, yang awalnya hanya ditampilkan di desa-desa, kini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, banyak destinasi unggulan yang telah dikembangkan di wilayah tersebut.
Sekda Banyuwangi, Mujiono, menambahkan bahwa pemerintah daerah memilih membangun pariwisata berbasis alam dan budaya sebagai strategi utama pembangunan serta sebagai sarana konsolidasi semua potensi yang ada.
“Kami mengembangkan konsep ecotourism dengan menekankan aspek partisipasi warga setempat, community-based tourism, sehingga bisa berkelanjutan,” ujarnya.
Mujiono menjelaskan bahwa masyarakat tidak hanya menjadi objek pariwisata, tetapi juga subjek. Dari sisi infrastruktur, pemerintah daerah membuat kebijakan pembatasan pembangunan hotel, dengan syarat minimal hotel bintang tiga dan berjejaring. Selain itu, setiap pengelola diwajibkan mengikuti program Hotel Asuh Homestay untuk meningkatkan kualitas layanan homestay setara dengan hotel berbintang.
“Dikarenakan jumlahnya terbatas, maka saat hotel penuh, pengunjung bisa menginap di homestay yang ada agar warga juga bisa merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Melalui program ini, jumlah tamu yang menginap di homestay meningkat, sehingga pendapatan masyarakat setempat turut bertambah. Budaya lokal juga menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai daya tarik wisata. Pada tahun 2024, sebanyak 79 event direncanakan dari skala nasional hingga internasional. Program UMKM naik kelas juga digelar agar produk-produk lokal dapat diterima di pasaran.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menyatakan banyak ilmu yang didapatkan dari kunjungan ke Banyuwangi. Menurutnya, pengalaman ini sangat berharga untuk pengembangan sektor pariwisata di Sleman.
“Kami saling bertukar pengalaman dan ini sangat penting untuk pengembangan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid, menitikberatkan kunjungan di Banyuwangi pada konsep bahwa setiap tempat adalah destinasi dan setiap destinasi memiliki atraksi. Hal ini membuktikan bahwa setiap lokasi dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata sesuai dengan potensinya.
“Yang menarik lagi adalah dalam pelaksanaan seluruh OPD ikut terlibat dalam menggelar kegiatan di kalender wisata. Ini yang bisa ditiru karena tidak hanya diurusi oleh dinas pariwisata, tapi dinas-dinas lain bisa terlibat dalam gelaran even kepariwisataan,” jelas Ishadi.
Melalui studi banding ini, diharapkan Sleman dapat mengembangkan sektor pariwisata dengan lebih baik lagi, dengan memanfaatkan potensi lokal dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta pemerintahan.
Sumber : Harian Jogja