Gambar Sorotgunungkidul.com |
Gunungkidul , Jogjaterkini.id- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Gunungkidul menekankan pentingnya ketelitian dan akurasi dalam pemutakhiran data pemilih yang dilakukan oleh petugas pemutakhiran data pemilih (mutarlih). Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Bawaslu Gunungkidul, Andang Nugroho, yang menyatakan bahwa pengawasan oleh panitia pengawas pemilihan umum kalurahan atau desa (PKD) terhadap proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih telah berjalan sejak tiga hari lalu.
Dalam proses coklit, Andang menegaskan pentingnya kejelian pantarlih untuk memastikan data yang disusun oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) benar-benar tepat dan akurat. "Barangkali pantarlih menemukan ada ada ganda pemilih. Bisa kan ada orang yang nikah di kecamatan A, tapi pindah di kecamatan B dan belum memperbarui data," ujar Andang saat dihubungi pada Kamis (27/6).
Sejauh ini, PKD belum menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh pantarlih, yang menurut Andang telah menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, PKD juga turut mencermati data yang ada, seperti memastikan bahwa pemilih yang sudah meninggal atau pindah domisili dilaporkan kepada pantarlih. "Kami bertanggung jawab untuk memastikan betul agar data yang disusun KPU clear," tambahnya.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memastikan data pemilih yang akurat, Bawaslu Gunungkidul telah membuka posko hak pilih mulai Kamis (27/6/2024). Posko ini memungkinkan masyarakat untuk melaporkan berbagai hal terkait kepemiluan, dan akan beroperasi hingga setelah masa kampanye Pilkada 2024 berakhir.
Di sisi lain, Maryanta, seorang pantarlih di Padukuhan Sumberan, Kalurahan Tancep, telah melaksanakan coklit terhadap 25 warga di salah satu tempat pemungutan suara (TPS) dari total dua TPS di wilayah tersebut. "TPS yang saya coklit ada 409 pemilih. Sejauh ini saya tidak mengalami kendala sih," ungkap Maryanta.
Maryanta juga menyoroti potensi terjadinya data ganda karena pemilih yang pindah domisili, serta kasus pemilih yang sudah meninggal namun masih tercatat memiliki identitas kependudukan aktif. Untuk pemilih yang bekerja di luar kota, Maryanta akan melakukan coklit melalui panggilan telepon dan meminta dokumen seperti kartu keluarga (KK) dikirimkan kepadanya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, turut mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam proses coklit dengan memberikan data yang akurat dan benar. "Masyarakat saya harapkan memberikan data yang sejujurnya agar penyelenggaraan pemilu berjalan baik dan sukses," kata Sunaryanta.