Gambar : Tribun Jogja |
Bantul, Jogjaterkini.id- Anggota Komisi B DPRD Bantul, Jumirin, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul untuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Sektor ini merupakan tulang punggung utama dalam pendapatan daerah Bantul, dengan target yang ambisius untuk tahun ini.
Dilansir dari Harian Jogja Pemkab Bantul melalui Dinas Pariwisata telah menetapkan target PAD sebesar Rp49 miliar untuk tahun 2024. Target ini lebih dari dua kali lipat perolehan PAD pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp26,2 miliar. Hingga Mei 2024, Dinas Pariwisata telah mengumpulkan PAD sebesar Rp11,3 miliar atau sekitar 25% dari target tersebut.
Jumirin mengajak Dinas Pariwisata untuk tetap optimis, mengingat masih ada berbagai momentum liburan, seperti libur Iduladha dan liburan sekolah, yang diharapkan dapat mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu, kenaikan harga tiket masuk sejumlah destinasi wisata yang dikelola Dinas Pariwisata dari Rp10.000 menjadi Rp15.000 per orang sejak 1 Mei 2024, juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap PAD.
Lebih lanjut, Jumirin menyarankan agar penarikan retribusi wisata, khususnya di kawasan pantai selatan Bantul, dimaksimalkan. Wisata pantai di Bantul, seperti Parangtritis, masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. “Saya perhatikan setiap liburan akhir pekan dan long weekend masih banyak bus-bus wisatawan ke Parangtritis,” ujarnya.
Untuk memastikan semua wisatawan membayar retribusi, Jumirin mengusulkan penempatan petugas khusus di sejumlah jalur alternatif menuju pantai, baik di Pantai Depok-Parangtritis maupun pantai wilayah barat Bantul. Hal ini dinilai penting, terutama pada waktu-waktu liburan.l
Jumirin juga mendorong Dinas Pariwisata Bantul untuk mulai menerapkan transaksi digital atau elektronik dalam pembayaran retribusi wisata. Menurutnya, pembayaran retribusi non tunai lebih efisien dan dapat mencegah kebocoran pembayaran. “Dengan penerapan nontunai, semua retribusi akan masuk ke kas daerah dan dapat mengurangi biaya cetak karcis,” jelasnya.
Ia menilai hampir semua wisatawan saat ini memiliki smartphone sehingga penerapan retribusi non tunai seharusnya tidak menjadi kendala. Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi tenaga penarikan retribusi yang diperlukan.
Dalam jangka panjang, Jumirin menyarankan agar Dinas Pariwisata Bantul mempertimbangkan pemindahan lokasi tempat pembayaran retribusi (TPR) khusus untuk wisata pantai selatan Bantul. Dengan adanya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang diperkirakan akan tersambung dari Kulonprogo hingga Gunungkidul pada tahun 2025, wisatawan dari kedua daerah tersebut tidak akan melewati TPR lama. Oleh karena itu, TPR yang ada saat ini perlu dipindahkan ke selatan JJLS.
Beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan antara lain menempatkan TPR di setiap objek wisata pantai atau membuat jalan wisata yang menghubungkan antar pantai di selatan JJLS, sehingga wisatawan tetap melalui pintu TPR. “Perpindahan TPR ini harus mulai dibahas dari sekarang karena JJLS sudah mau jadi, dan wisatawan akan semakin ramai,” tegasnya.
Jumirin, seorang politikus Partai Gerindra, memulai karier politiknya sebagai perangkat kelurahan di Kelurahan Donotirto, Kapanewon Kretek. Berkat kedekatannya dengan almarhum Suharsono, Bupati Bantul periode 2015-2020, ia diajak untuk bergabung dan membesarkan Partai Gerindra di Bantul.
Pada Pemilu 2019, Jumirin terpilih menjadi anggota DPRD Bantul dan kembali terpilih pada Pemilu 2024. Dengan motto "ingin bermanfaat buat masyarakat", Jumirin berkomitmen untuk terus melayani dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Bantul, terutama dalam sektor pariwisata yang menjadi andalan daerah ini.